CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Thursday, December 30, 2010

Sakitnya mati

Allah merahsiakan saat kematian kita, adalah untuk melihat sejauh mana
kita melaksanakan amalan yang telah ditetapkan kepada kita dan sedalam
mana pula kita meninggalkan larangannya. Manusia yang hatinya sentiasa
ingatkan mati, akan melaksanakan tugas yang telah diamanahkan kepadanya
dengan lebih jujur, bersungguh-sungguh dan ikhlas untuk mendapat
keredhaan Allah. Manusia begini sentiasa merasai setiap tingkah lakunya
diperhatikan oleh Allah SWT. Dan ia juga mengetahui setiap
tanggungjawab
dan amanah yang dipikul akan ditanya
satu persatu oleh Allah di akhirat kelak.


Kesakitan bila nyawa dicabut oleh malaikatul maut tidak dapat
dibayangkan sama sekali. Walau bagaimanapun Nabi ada bersabda,
maksudnya: "Bahawa Rasulullah mengingatkan tentang mati dan
keseksaannya, maka sabda Baginda: Iaitulah sakitnya tiga ratus kali
tetakan pedang." Bayangkanlah jika kita ditetak atau dipukul dengan
kayu, rotan mahupun besi bukan banyak, cuma sekali saja, itupun sudah
tidak dapat digambarkan kesakitannya. Inikan pula ditetak dengan tiga
ratus tetakan.

Bayangkanlah sendiri. Cuba kita tanggalkan pula kuku daripada isinya,
pastinya sakit tidak tertahan. Daging disiat-siat dan dilapah
hidup-hidup, dahaga yang amat sangat sehingga air lautan di dunia ini
tidak mampu menghilangkannya. Semuanya ini cuma secebis dari
perbandingan kesakitan maut,malah beribu-ribu kali lebih sakitnya
daripada itu. Oleh itu, untuk meringankan keseksaan roh ketika dicabut
oleh malaikat maut, maka digariskan beberapa amalan tertentu yang perlu
diamalkan.

Antaranya:-
Sebelum tidur:

1) Bacalah surah Al-Ikhlas tiga kali
2) Selawat ke atas Nabi
3) Membaca tasbih

Amalan harian:
1) Sentiasa membaca Al-Quran
2) Memelihara solat terutama solat fardu
3) Menghormati (jangan bercakap) waktu azan diperdengarkan
4) Membaca tasbih
5) Membanyakkan sedekah
6) Sentiasa berzikir menyebut Allah

Amalan yang perlu dijauhi:
1) Dusta
2) Khianat
3) Mengadu domba
4) Kencing berdiri

JANGAN MENGELUH ..........
Kita selalu Bertanya.... ......... .......dan Al-Quran sudah
menjawabnya. ......... .......

KITA BERTANYA : KENAPA AKU DIUJI?
QURAN MENJAWAB
"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan;
"Kami
telah beriman," ("I am full of faith to Allah") sedangkan mereka tidak
diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan, sesungguhnya Dia
mengetahui org2 yg dusta."
-Surah Al-Ankabut ayat 2-3

KITA BERTANYA : KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?
QURAN MENJAWAB
"Boleh jadi kamu membenci sesua tu padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh
jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
- Surah Al-Baqarah ayat 216

KITA BERTANYA : KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
QURAN MENJAWAB
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. "
- Surah Al-Baqarah ayat 286

KITA BERTANYA : KENAPA RASA FRUST?
QURAN MENJAWAB
"Jgnlah kamu bersikap lemah, dan jgnlah pula kamu bersedih hati,
padahal
kamulah org2 yg paling tinggi darjatnya, jika kamu org2 yg beriman."
- Surah Al-Imran ayat 139

KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
QURAN MENJAWAB
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala
kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan) , dan
kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan
perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di
daerah-daerah
sempadan) serta bertaqwalah (be fearfull of Allah The Almighty) kamu
kepada
Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan). "

KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
QURAN MENJAWAB
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan
mengerjakan
sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali
kepada
orang-orang yang khusyuk"
- Surah Al-Baqarah ayat 45

KITA BERTANYA : APA YANG AKU DAPAT DRPD SEMUA INI?
QURAN MENJAWAB
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari org2 mu'min, diri, harta mereka
dengan memberikan syurga utk mereka... ?
- Surah At-Taubah ayat 111

KITA BERTANYA : KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
QURAN MENJAWAB
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari Nya. Hanya
kepadaNya
aku bertawakkal. "
- Surah At-Taubah ayat 129


KITA BERKATA : AKU TAK DAPAT TAHAN!!!
QURAN MENJAWAB
"... ..dan jgnlah kamu berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dr rahmat Allah melainkan kaum yg kafir."
- Surah Yusuf ayat 12

Kalu nak mengeluh lagi ............ jom gi ngaji



JANGAN MENGELUH ..........
Kita selalu Bertanya.... ......... .......dan Al-Quran sudah
menjawabnya. ......... .......

KITA BERTANYA : KENAPA AKU DIUJI?
QURAN MENJAWAB
"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan;
"Kami
telah beriman," ("I am full of faith to Allah") sedangkan mereka tidak
diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan, sesungguhnya Dia
mengetahui org2 yg dusta."
-Surah Al-Ankabut ayat 2-3

KITA BERTANYA : KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?
QURAN MENJAWAB
"Boleh jadi kamu membenci sesua tu padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh
jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
- Surah Al-Baqarah ayat 216

KITA BERTANYA : KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
QURAN MENJAWAB
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. "
- Surah Al-Baqarah ayat 286

KITA BERTANYA : KENAPA RASA FRUST?
QURAN MENJAWAB
"Jgnlah kamu bersikap lemah, dan jgnlah pula kamu bersedih hati,
padahal
kamulah org2 yg paling tinggi darjatnya, jika kamu org2 yg beriman."
- Surah Al-Imran ayat 139

KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
QURAN MENJAWAB
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala
kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan) , dan
kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan
perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di
daerah-daerah
sempadan) serta bertaqwalah (be fearfull of Allah The Almighty) kamu
kepada
Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan). "

KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
QURAN MENJAWAB
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan
mengerjakan
sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali
kepada
orang-orang yang khusyuk"
- Surah Al-Baqarah ayat 45

KITA BERTANYA : APA YANG AKU DAPAT DRPD SEMUA INI?
QURAN MENJAWAB
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari org2 mu'min, diri, harta mereka
dengan memberikan syurga utk mereka... ?
- Surah At-Taubah ayat 111

KITA BERTANYA : KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
QURAN MENJAWAB
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari Nya. Hanya
kepadaNya
aku bertawakkal. "
- Surah At-Taubah ayat 129

KITA BERKATA : AKU TAK DAPAT TAHAN!!!
QURAN MENJAWAB
"... ..dan jgnlah kamu berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dr rahmat Allah melainkan kaum yg kafir."
- Surah Yusuf ayat 12

Tuesday, December 21, 2010

KITA BERTANGUNGGJAWAB TERHADAP AL-QURAN



KITA BERTANGUNGGJAWAB TERHADAP AL-QURAN

1. Mendengar Seruan Al-Qur’an

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dan apabila Al-Quran itu dibacakan, maka dengarlah akan dia serta diamlah (dengan sebulat-bulat ingatan untuk mendengarnya) , supaya kamu beroleh rahmat.” [Al-A’raff : 204]

2. Membaca Al-Qur’an

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ

“Bacalah serta ikutlah (wahai Muhammad) akan apa yang diwahyukan kepadamu dari Al-Quran” [Al-Ankabut : 45]

3. Mentadabbur (memperhatikan isi) Al-Qur’an

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

“(Setelah diterangkan yang demikian) maka adakah mereka sengaja tidak berusaha memahami serta memikirkan isi Al-Quran? Atau telah ada di atas hati mereka kunci penutup (yang menghalangnya daripada menerima ajaran Al-Quran)?” [Muhammad : 24]

4. Mengimani Keseluruhan Al-Qur’an

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ

“Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman;”[Al-Baqarah : 285]

5. Menjadikan Al-Qur’an Kitab Rujukan dan Panduan

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

“Kitab Al-Quran ini, tidak ada sebarang syak padanya (tentang datangnya dari Allah dan tentang sempurnanya) ; ia pula menjadi petunjuk bagi orang-orang yang (hendak) bertakwa;”


6. Berpegang Teguh Dengan Al-Quran

فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Dengan yang demikian, berpegang teguhlah engkau kepada Al-Quran yang telah diwahyukan kepadamu; kerana sesungguhnya engkau berada di atas jalan yang lurus.” [Az-Zukhruf : 43]

7. Mengikut (Melaksana) Ajaran Al-Quran

فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, dan memuliakannya, juga menolongnya, serta mengikut nur (cahaya) yang diturunkan kepadanya (Al-Quran), mereka itulah orang-orang yang berjaya.” [Al-A’raaf : 157]

8. Menyampaikan Risalah Ajaran Al-Qur’an

الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللَّهَ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ حَسِيبًا

“orang-orang yang menyampaikan syariat Allah serta mereka takut melanggar perintahNya dan mereka pula tidak takut kepada sesiapa pun melainkan kepada Allah dan cukuplah Allah menjadi Penghitung (segala yang dilakukan oleh makhluk-makhlukNya untuk membalas mereka).” [ Al-Ahzab : 39]

9. Tidak Menyembunyikan Isi Al-Quran

إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَىٰ مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ ۙ أُولَٰئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari keterangan-keterang an dan petunjuk hidayat, sesudah Kami menerangkannya kepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh sekalian makhluk.” [Al-Baqarah : 159]

10. Memiliki Hubungan Hati Yang Sangat Mendalam Dengan Al-Quran

وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ ۖ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ

“Dan apabila mereka mendengar Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah (Muhammad, s.a.w), engkau melihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan apa yang mereka ketahui (melalui Kitab mereka) dari kebenaran (Al-Quran), sambil mereka berkata: Wahai Tuhan kami, kami beriman (kepada Nabi Muhammad dan Kitab Suci Al-Quran), oleh itu tetapkanlah kami bersama-sama orang-orang yang menjadi saksi (yang mengakui kebenaran Nabi Muhammad s.a.w).” [Al-Maidah : 83]

.....Jom jadikan al-Quran sebagai panduan dan kefahaman kita.

....semoga beroleh manfaat dari buletin ini.

Kita Sibuk Dengan Apa?






Kita sering merungut sibuk.. saya sibuk nie.. tak dapat nak hadir majlis ilmu, tak sempat hadir usrah, tak sempat nak hadir mesyuarat dan lain-lain. Tapi tahukah anda bahawa Ar-Rasul adalah manusia yang paling sibuk. Namun kita lihat bagaimana ia memperuntukkan masanya untuk beribadah kepada Allah sehingga bengkak kedua kakinya sedangkan beliau telah dijanjikan syurga.

Ini kerana beliau mahu menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah yang telah memberinya banyak nikmat. Maka marilah kita sama-sama ukur sejauh mana kesibukan kita dan kesyukuran kita kepada Allah s.w.t .

Rasulullah s.a.w. sibuk kerana:

  • Memikirkan masalah umatnya sampai kiamat
  • Bermunajat kepada Allah setiap malam
  • Mengajar ilmu kepada sahabat setiap hari
  • Berperang di jalan Allah
  • Melayani isteri-isteri
  • Menerima dan mengajar Al-Qur'an yang disampaikan oleh Jibrail selama 23 tahun serta menghafalnya
  • Melayani tetamu dari bangsa Badwi, Yahudi, Parsi, dan lain-lain
  • Menziarah orang sakit (biar muslim, munafiq atau yahudi)
  • Mengajar ilmu Al-Qur'an kepada Jin
  • Memikirkan untuk menyelamatkan umatnya di hari kiamat (dengan menyimpan permintaan yang paling besar kepada Allah untuk digantikan dengan syafaat)

Tetapi kita.... sibuk kerana hanya beberapa perkara :

  • Kerja
  • Keluarga (isteri dan anak-anak)
  • Melangsaikan hutang
  • Main facebook, nengok Youtube
  • Dan lain-lain..

Renungkanlah kata-kata ini pula :

Lebih baik mata itu buta jika tidak menghargai keindahan dan ayat-ayat Allah s.w.t.
Lebih baik telinga itu pekak jika tidak mendengar nasihat-nasihat Allah s.w.t.
Lebih baik anggota badan itu mati jika tidak melaksanakan segala suruhan Allah s.w.t.
Barangsiapa mengaku empat perkara tanpa disertai dengan empat perkara yang lain, maka dia adalah pembohong. Barangsiapa mengaku cinta syurga tetapi tidak beramal dengan ketaatan, maka dia adalah pembohong.
Barangsiapa yang mengaku cinta Rasulullah saw tetapi tidak cinta kepada ulama dan kaum faqir, maka dia adalah pembohong. Barangsiapa yang mengaku takut pada neraka tetapi tidak meninggalkan maksiat, maka dia adalah pembohong. Dan barangsiapa yang mengaku cinta kepada Allah swt tetapi berkeluh-kesah dari bala, maka dia adalah pembohong. _Al-Imam Ghazali

Wednesday, December 15, 2010

AMALAN SUNAT PADA 10 MUHARRAM
Empat belas perkara sunat dilakukan pada hari Asyura (10 Muharram):

1. Melapangkan masa/belanja anak isteri. Fadilatnya- Allah akan melapangkan hidupnya pada tahun ini.
2. Memuliakan fakir miskin. Fadilatnya - Allah akan melapangkannya dalam kubur nanti.
3. Menahan marah. Fadilatnya - Di akhirat nanti Allah akan memasukkannya ke dalam golongan yang redha.
4. Menunjukkan orang sesat. Fadilatnya - Allah akan memenuhkan cahaya iman dalam hatinya.
5. Menyapu/mengusap kepala anak yatim. Fadilatnya - Allah akan mengurniakan sepohon pokok di syurga bg tiap2 rambut yg disapunya.
6. Bersedekah. Fadilatnya - Allah akan menjauhkannya daripada neraka sekadar jauh seekor gagak terbang tak berhenti-henti dari kecil sehingga ia mati. Diberi pahala seperti bersedekah kepada semua fakir miskin di dunia ini.
7. Memelihara kehormatan diri. Fadilatnya - Allah akan mengurniakan hidupnya sentiasa diterangi cahaya keimanan.
8. Mandi Sunat. Fadilatnya - Tidak sakit (sakit berat) pd tahun itu. Lafaz niat: "Shj aku mandi sunat hari Asyura krn Allah Taala."
9. Bercelak. Fadilatnya - Tidak akan sakit mata pada tahun itu.
10. Membaca Qulhuwallah hingga akhir 1,000X. Fadilatnya - Allah akan memandanginya dengan pandangan rahmah di akhirat nanti.
11. Sembahyang sunat empat rakaat. Fadilatnya - Allah akan mengampunkan dosanya walau telah berlarutan selama 50 tahun melakukannya. Lafaz niat: "Sahaja aku sembahyang sunat hari Asyura empat rakaat kerana Allah Taala." Pada rakaat pertama dan kedua selepas Fatihah dibaca Qulhuwallah 11X.
12. Membaca "has biallahhu wa nik mal wa keel, nikmal maula wa nikmannaseer". Fadilatnya - Tidak mati pada tahun ini.
13. Menjamu orang berbuka puasa. Fadhilat - Diberi pahala seperti memberi sekalian orang Islam berbuka puasa.
14. Puasa. Niat - "Sahaja aku berpuasa esok hari sunat hari Asyura kerana Allah Taala." Fadilat - Diberi pahala seribu kali Haji, seribu kali umrah dan seribu kali syahid dan diharamkannya daripada neraka.
.
Posted Image

Adab Memberi Nasihat




Daripada Abu Ruqaiyyah Tamim ibn Aus al-Daarie r.a. bahawa Nabi SAW telah bersabda: “Agama itu adalah nasihat.” Kami berkata: “Untuk siapa?” Baginda bersabda: “Untuk Allah, untuk kitabNya, untuk RasulNya, untuk para lmam kaum muslimin dan untuk umat lslam seluruhnya.”

Hadis riwayat al-lmam Muslim.
.................................................................................

Di dalam hadith ke-7 dalam Kitab Hadith 40 yang telah disusun oleh Imam Nawawi ini, jelas telah digambarkan oleh Rasulullah SAW tentang perihal pentingnya nasihat menasihati di dalam perkara kebaikan. Nasihat juga digambarkan besarnya seperti sebuah Agama Islam, menunjukkan bahawa Islam ini melingkari seluruh aspek kehidupan seharian kita.

Pengertian nasihat

Agama Islam adalah agama Allah, dan agama menurut Rasulullah SAW adalah nasihat yang terbaik untuk umatnya. Dalam Bahasa Arab, nasihat membawa maksud yang dinasihati akan mendapat faedah daripada nasihat yang telah diberi. Ia juga membawa erti bahawa yang menasihati hendaklah menggunakan perkataan yang terbaik dan ikhlas bersih dari maksud yang tidak baik.

Adab-adab memberi nasihat

1. Meluruskan niat sebelum menasihati seseorang supaya tidak ada yang berasa disakiti. Ikhlas menasihati saudara semuslim semata-mata karena Allah. Seharusnya seorang yang ingin memberikan nasihat itu perlulah bersih dari segala bentuk niat yang terpesong kerana ia akan memberi kesan ke atas nasihat yang ingin diberikan. Janganlah menasihati seseorang itu kerana ingin menunjukkan kitalah orang yang benar, tetapi tegurlah kerana ingin mengajak sahabat ke jalan yang benar.

2. Menjaga ukhuwah semasa menasihati. Diusahakan supaya menasihati saudaranya dengan tidak diketahui orang lain. Sebahagian ulama berkata, “Barangsiapa yang menasihati seseorang dan hanya ada mereka berdua, maka itulah nasihat yang sebenarnya. Barangsiapa yang menasihati saudaranya di depan banyak orang, maka yang demikian itu mencela dan mencelakan orang yang dinasihati.” Islam mengajar umatnya supaya mempunyai akhlak yang tinggi. Dalam hal menasihati juga terdapat perkara ini. Ini menunjukkan bahawa Islam amat menjaga hati dan maruah orang yang dinasihati supaya tidak berlaku perpecahan kerana perkara nasihat.

3. Bersih hati semasa menasihati. Menggunakan bahasa yang halus dan menegur hanya untuk perkara-perkara yang salah. Kadang-kadang kita sering menggunakan perkataan yang sangat teruk untuk meluahkan nasihat kita. Dalam ceramah-ceramah dan kuliah-kuliah yang berbentuk menasihati, kita lebih gemar menyatakan salah orang lain seolah-olah mereka yang melakukan perkara tersebut sangat jahat dan sudah tiada ruang untuk bertaubat. Seharusnya selaku seorang pendakwah, nasihat adalah senjata utama yang perlu digunakan sebaiknya.

4. Memikirkan cara yang terbaik untuk menasihati saudara. Seboleh-bolehnya mengenali dulu saudara yang bakal kita nasihati itu. Nasihatilah mereka dengan kasih sayang dan jadilah sebahagian dari mereka, kerana dari situ kita akan tahu apa puncanya mereka begitu.

5. Memberi waktu dan kesempatan kepada saudara yang dinasihati untuk mengubah sifat buruk/ kesalahan yang dilakukannya. Manusia perlukan masa untuk berubah, jangan memaksa mereka untuk berubah mendadak, ia bukan dalam lingkungan tugas seorang pendakwah. Dalam berdakwah perlu akan sifat sabar dan berserah kepada Allah. Jadilah orang yang sentiasa mengharap pertolongan Allah dan jangan mudah putus asa di atas nasihat yang diberikan kerana itu mungkin ujian yang telah ditentukan oleh Allah untuk menguji kesabaran.

Ayuh semua sahabatku, kita renungkan kembali perkara yang telah kita lakukan selama ini, nasihat yang telah kita berikan kepada orang lain atau nasihat yang diperolehi daripada orang lain, adakah kita sudah melaksanakan amanah ini? Jangan jadi golongan yang hanya tahu menasihati sedangkan mereka tidak sedia untuk dinasihati.

Thursday, December 2, 2010

Muhasabah: Tujuan sebenar berjuang

Bismillahirahmanirahim.




Saya tertarik dengan sajak ini, dan ingin berkongsi dengan semua. Sama-samalah kita muhasabah kembali diri kita.


Tujuan berjuang kerana hendak mengenalkan
Tuhan pencipta alam,
Agar Dia disanjung, dicintai,
disembah dan dijadikan idola,

Selepas itu hendak kenalkan syariatNya,
untuk keselamatan manusia,
Agar manusia hidup bersatu, berkerjasama,
harmoni dan bahagia,

Berjuang bukan kerana ekonomi,
membangun dan berkemajuan,
Ia merupakan sampingan sahaja,
kalau boleh dijadikan untuk tuhan,

Berjuang mengajak manusia membesarkan akhirat
mengingatkan manusia,
akhirat tempat akhir buat insan,
Di sana tempat kekal abadi,
Sama ada di Syurga mahupun di Neraka,

Itulah dia tugas-tugas para da'i,
mubaligh-mubaligh dan ulama,
Mengajak manusia menyembah Tuhan,
Jalan dan caranya itulah syariatNya,

Jangan membesarkan tuhan atau menyembahNya
cara yang kita reka-reka,
Sekalipun yakin betul, tapi tersesat jalannya,
Ingin kepada tuhan, jalannya telah dinyatakan
dan dijelaskan
Kalau jalannya mengikut cara sendiri,
tidak sampai kepadaNya

Hari ini dakwah dan ceramah merata negara
Mercup tumbuhnya macam cendawan tumbuh
di musim hujan
Tapi isinya politik dan unsur-unsur
yang membawa pergaduhan
Tuhan tidak dikenalkan, jauh sekali untuk disanjung
dan dibesarkan

Ini bukan pendakwah tapi pendakyah
Ia bukan fisabilillah
Tapi jalan yang sudah tersalah
Ini bukan hendak mencari redha Allah
Tapi mencari bala dan dosa serta Neraka



"Ya Allah kurniakanlah kami niat yang murni dan ikhlas dalam melakukan setiap pekerjaan"

Kita berjuang kerana untuk mengenalkan Allah kepada semua hambanya yang lupakan asal-usul mereka, bukan kerana ekonomi, politik dan sebagainya kerana semua itu hanyalah sampingan semata-mata.

Kisah untuk para doktor Islam

Bismillahirahmanirahim.


Kisah ini diambil dari kitab Mukasyafatul qulub karangan Imam Al-ghazali Rahimahullah
(Bab Kesebelas: Perihal Ketaatan dan kecintaan kepada Allah dan Rasulnya)

Diceritakan bahawa setengah dari kalangan para shalihin tersempak dengan sekumpulan orang ramai, disitu terdapat seorang doktor sedang menunjukkan beberapa jenis penyakit dan penawarnya.

Maka ia(orang shalih) pun berkata: "Wahai orang yang mengubati penyakit, bolehkah anda mengubati penyakit-penyakit hati?"

Doktor itu menjawab: "Ya, boleh. Terangkanlah padaku penyakitnya."

Orang shalih itu pun berkata: "Hati itu telah digelapi oleh dosa-dosa, maka ia menjadi keras dan kering. Adakah baginya sebarang ubat?"

Doktor itu menjawab: "Ubatnya ialah menyesal diri dengan merayu,mengadu dan beristighfar kepada Allah siang dan malam, dan segera melakukan perkara-perkara ketaatan kepada Allah Maha Besar lagi Maha pengampun, memohon keampunan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Maka inilah penawar hati dan ubat daripada Tuhan alam ghaib."

Lelaki Shalih itu menjerit lalu pergi dari situ sambil menangis ia berkata: "Benar, wahai doktor, engkau telah menyembuhkan penyakit hatiku."

Jawab doktor itu: "Ini penawar hati bagi orang yang bertaubat dan ia pulang bersama hatinya ke pangkuan Tuhan Yang Maha Baik lagi Maha Pengampun."

p/s: Para doktor muslim seharusnya dapat merawat penyakit fizikal dan juga penyakit rohani kerana Allah mengurniakan iman berbanding doktor yang bukan muslim. Dengan iman dan makrifat kepada Allah, seseorang itu dapat memahami perjalanan hati seorang insan, dan seterusnya dapat mengubati penyakit-penyakit hati yang wujud sepanjang perjalanan kita menuju Allah.


بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.


HURAIAN DHOWABIDH QIRAAT MUTAWATIRAH

Pada bahagian ini penulis akan memperincikan setiap dhowabidh (rukun-rukun) berdasarkan keutamaannya, iaitu susunan terbalik bait Thoyyibah.

Namun sebelum itu sukalah saya ingatkan para pembaca sekalian bahawa Imam Ibnu al-Jazari telah menjadikan dua rukun iaitu rasm dan bahasa arab sebagai sebahagian daripada ta'rif.

Hal ini tidak disebut oleh ulama' selain beliau. Malahan sesetengah ulama' berpendapat kedua-dua rukun tersebut sudah terkandung dalam rukun pertama iaitu Tawatur Sanad. Cuma yang khilaf ialah adakah perlu disebutkan atau tidak.

Pendapat yang mengatakan tidak perlu disebutkan kembali dua rukun tersebut lebih aula (didahulukan). Ini kerana asal ketetapan bagi al-Quran ialah tawatur. Justeru, dua ketetapan tadi ialah sokongan kepada yang asal.

Bagi menguatkan lagi hujjah ini, al-Quran itu sendiri telah diturunkan dalam bahasa Arab. Maka mana mungkin wujudnya bacaan (qiraat) selain daripada bahasa tersebut.

Firman Allah s.w.t. dalam surah Yusuf, ayat 2:


إنا أنزلناه قرآنا عربيا


Maksudnya: "Sesungguhnya kami telah menurunkan al-Quran itu dalam bahasa Arab."

Di samping itu, al-Quran ini telah ditulis dengan rasm (tulisan) yang disepakati (ijma') semua sahabat r.a., maka tiada ruang penerimaan bagi bacaan atau tulisan lain sekiranya bertentangan dengan apa yang telah disepakati.

Pengenalan Qiraat Syazzah (Bahagian Pertama)

















بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.


PERKEMBANGAN ILMU QIRAAT

Sebagaimana maklum, semenjak dahulu lagi ummat Islam telah sepakat bahawa tidak akan dibaca walau satu hurufpun suatu bacaan (qiraat) itu, dan tidak akan dihukum sebagai sebahagian daripada al-Quran, bahkan tidak akan ditulis di dalam mushaf sehinggalah telah dipastikan ke'tawatur'annya dari satu generasi ke satu generasi.

Apakah bacaan yang mencapai taraf tawatur?

Yang dimaksudkan ialah suatu bacaan yang diriwayatkan oleh sebilangan manusia sehinggakan mustahil jika bilangan tersebut boleh bersepakat untuk berdusta.

Di sana adanya khilaf dari segi bilangan manusia yang boleh dianggap tawatur. Namun, memadai dahulu ditakrifkan setakat ini.

Timbul pula persoalan. Bagaimana diketahui para sahabat r.a. mencecah bilangan tawatur?

Salah satu dalilnya adalah daripada kitab sunnah yang menyebut kepada kita nama-nama sahabat r.a. yang menghafal al-Quran sama ada Muhajirin, Ansar, dan lain-lain.

Antara Muhajirin yang menghafal al-Quran ialah Abu Bakr as-Siddiq, Umar ibn al-Khaatab, Uthman ibn 'Affan, Ali ibn Abi Talib, Sa'ad ibn Abi Waqas, Thalhah ibn 'Ubaidillah, Abdullah ibn Mas'ud, Huzaifah al-Yamani, Abdullah ibn Umar, Abu Hurairah, Ibn Abbas, Aisyah, Hafsah, dan lain-lain.

Manakala dari kalangan Ansar pula seperti Ubai ibn Ka'ab, Mu'az ibn Jabal, Zaid ibn Thabit, Abu ad-Dardaa, Anas ibn Malik, dan sebagainya.

Para sahabat r.a. ini telah menghafal al-Quran semasa hayat Nabi Muhammad s.a.w. lagi. Bilangan huffaz (penghafal al-Quran) makin bertambah berlipat kali ganda dan wujud di merata-rata tempat kesan daripada tersebarnya ajaran Islam ke seluruh dunia. Hasilnya, ummat Islam ketika itu amat dahagakan al-Quran dan bersungguh-sungguh dalam mencari guru-guru untuk mempelajari Qiraat (bacaan) al-Quran.

Perlulah diketahui bahawa pada zaman tersebut, al-Quran masih belum dibukukan secara rasmi. Ini kerana kuatnya ingatan para sahabat r.a. dan ketelitian mereka dalam menjaga al-Quran itu sendiri.

Namun zaman terus berubah. Al-Quran mula ditulis secara meluas pada zaman Saidina 'Uthman r.a. akibat berlakunya fitnah besar kepada ummat Islam semasa pembukaan Armenia dan Azerbaijan. Maka berlakulah pemusatan bacaan al-Quran kepada imam yang dilantik bagi setiap kawasan yang ditentukan bersama mushaf yang sepadan dengan bacaan imam tersebut.

Demikianlah pengenalan ringkas berkenaan perkembangan awal Qiraat.