CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Monday, January 24, 2011

MUWASAFAT TARBIYAH


1. Salimul Aqidah

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam’ (QS 6:162). Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.

2. Shahihul Ibadah

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: ‘shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.’ Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq

Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setkal muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al- Qur’an, Allah berfirman yang artinya: ‘Dan sesungguhnya kamu benar- benar memiliki akhlak yang agung’ (QS 68:4).

4. Qowiyyul Jismi

Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk- bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: ‘Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah’ (HR. Muslim).

5. Mutsaqqoful Fikri

Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia antuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: ‘pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.’ Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan.’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219). Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatka pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah:samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).

6. Mujahadatun Linafsihi

Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setkal diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beragmana seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).

7. Harishun ‘ala Waqtihi

Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, Yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan:

‘Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu.’ Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syu’unihi

Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu udusán dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.

9. Qodirun ‘alal Kasbi

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memilik keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.

10. Naafi’un Lighoirihi

Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tirák mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir). Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.

Thursday, January 13, 2011

3,000 pelajar Kuin berdemonstrasi


PELAJAR Kuin mengadakan demonstrasi secara aman di kolej itu di Alor Setar semalam.

ALOR SETAR - Kira-kira 3,000 pelajar Kolej Universiti Insaniah (Kuin) di sini mengadakan demonstrasi di dewan utama kolej semalam selepas tidak berpuas hati dengan pihak pentadbiran yang didakwa mengabaikan keselesaan dan kebajikan mereka.

Demonstrasi sempena majlis Himpunan Mega Mahasiswa itu diketuai oleh Presiden Majlis Perwakilan Mahasiswa (MPM) Kuin, Mohd. Faiz Arshad.

Pada demonstrasi aman itu, pelajar melaungkan 'hidup mahasiswa, hancur kezaliman' sambil memegang sepanduk 'kami sayang insaniah, insaniah sayang kami?' selain sepanduk yang menunjukkan gambar mi segera dengan perkataan 'ini saja yang mampu kami jamah'.

Sebanyak 28 masalah diutarakan seperti kenaikan yuran pengajian, kemudahan pembelajaran tidak mencukupi, tandas kotor dan rosak, terpaksa belajar di dewan kerana kekurangan kelas dan perkhidmatan pengangkutan tidak memuaskan.

Ikuti berita selanjutnya di Kosmo! hari ini.


Ape komen orang ramai??? Ape fikiran orang ramai terhadap kuin????

Pelajar KUIN Seramai 3,000 Orang Tunjuk Perasaan-Ini Calar Imej Institut Islam

3,000 pelajar KUIN (Kolej Universiti Insaniah) memilih untuk membuat demonstrasi tunjuk perasaan kerana tidak puas hati dengan pihak pentadbiran kolej, alasannya, pentadbiran kolej ‘cekik darah’ kerana mengabaikan kebajikan pelajar. Selama ni KUIN terkenal sebagai sebuah institut pengajian tinggi bercirikan Islam, dari analisa kami bila 3,000 pelajar dah start buat demo tunjuk perasaan macam ni di dalam sebuah pusat pengajian tinggi bercirikan Islam,ia mencalar imej keIslaman yang dibawa oleh KUIN, menampakkan sebuah institut pendidikan Islam terlalu ambil untung dengan mengenakan yuran tinggi selain tidak ambil kisah dengan kebajikan pelajar, jika kesemuanya OK pasti pelajar tidak naik bising begini. Dah lama negara kita tidak digemparkan dengan demonstrasi pelajar yang menunjuk perasaan. Pelajar KUIN ni hanya tunjuk perasaan dengam menayang sepanduk beserta kain rentang serta melaungkan rasa tidak puas hati seperti dalam gambar, nasib baik tidak mengadakan rusukan atau tunjuk perasaan ektreme hingga merosakkan kemudahan awam.


ANDA FIKIR.......WE LOVE KUIN...

Wednesday, January 5, 2011

Bantuan Allah

Kerap kali hati ini merintih lemah meminta dan mengharapkan daripada Allah swt. Sesungguhnya sangat banyak cabaran yang telah dilalui dan kadangkala ianya seperti memaksa kita untuk meninggalkan jalan ini. Nauzubillah.


Inilah fitrah kita selaku makhluk yang bernama manusia. Tidak pernah lekang dengan sifat cuai kerana kita bukanlah diciptakan sempurna. Mungkin selama ini kita terasa kuat dalam menghadapi mehnah pada jalan ini tetapi akan tiba suatu masa kita akan dikunjungi perasaan lemah dan malas yang akan menusuk hati kita secara perlahan-lahan. Ketika itu hati akan mula memberontak dan akhirnya dengan mudah syaitan laknatullah menjalankan misi mereka untuk menarik kita mengikuti jalan toghut.

Sebagai seorang pejuang dalam agama ini, kita seharusnya bergembira dengan firman Allah dalam surah al-Baqarah:

Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cubaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cubaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-Baqarah:214)

Dalam ayat tersebut Allah menyatakan ujian yang diberikan adalah untuk menjadi bukti bahawa para pejuang kebenaran ini adalah seorang yang benar-benar beriman dan ikhlas berjuang hanya kerana ingin menggapai mardhotillah. Inilah hakikat perjuangan, tiada erti senang lenang di dalam kamus hidupnya, yang ada dalam catatan hariannya cumalah perkara yang perit dan penuh dengan pengajaran untuk dibawa sebagai bekalan menempuh hari-hari mendatang yang menjanjikan seribu kesukaran lagi.

Tetapi, walaupun begitu susah perjuangan ini, mereka tidak semudah itu untuk mengalah. Lihat sahaja kisah Bilal bin Rabah, Mus’ab bin Umair dan Khabab yang dikurniakan dengan ujian yang menggetarkan iman, tetapi kerana keimanan yang tinggi kepada Allah, maka mereka diberi keistimewaan berada disamping Allah.

Ayuh pejuang!!! Bangkitlah dari kelemahan diri ini, ingatlah bahawa ujian itu sebagai mahar yang perlu dibayar untuk mendapatkan syurga dan semoga jerih lelah kita menunaikan mahar ini akan menjadi sirna ketika berhadapan dengan Allah kelak.

Perjuangan ini penuh onak duri dan segala macam rintangan, tetapi walaupun rintangan itu setinggi langit, ingatlah bahawa Allah sentisa berada di sisi kita.